Kamis, 22 November 2007

Selamat Mr Goodman.

Buat temen temen yang belom ngeh, Mr Goodman alias goodman_neverdies alias HaBeWe itu adalah gw juga...den boedhi. Ucapan selamat itu ditujukan ke gw dari temen temen di milis forum prima (sebuah milis yg cukup terkenal di lingkup dep.keuangan dimana gw salah satu anggota kehormatannya....he he he). Intinya temen temen pada kasih selamat karena gw sudah berhasil dg sukses menggondol predikat tukang sarjana....setelah 12 tahun kuliah... dodol amat sehhhhh!!!
cerita lengkapnya dapat loe baca pada modus reply berikut ini:
--- In forum-prima@yahoogroups.com, Goodman_neverdies
wrote:
>
>
> Assalamualaikum Wr.Wb Salam Sejahtera untuk kita
> semua.
>
> Ada rasa terkejut, haru dan malu ketika saya membuka
> email pagi ini. Terkejut karena berita kebahagiaan
> saya mengalir ke 1000 lebih anggota milis. Haru,
> karena begitu derasnya rasa simpati yang saya terima.
> Dan Malu karena seolah-olah "kebodohan dan
> ketidakberuntungan saya" tersibak begitu saja.
> Betapa tidak kuliah integrasi kok sampai 10 tahun baru
> tamat. Opo Tumon, kata orang jawa. Tentang ini saya
> mau bercerita sedikit, mudah-mudahan memberi semangat
> dan inspirasi buat rekan-rekan yang lain.
> Saya mulai kuliah tahun 1995 berbekal ijasah D3 ke
> program extensi vak. Ekonomi Universitas Sumatera
> Utara (USU). Selama empat semester kuliah berjalan
> lancar meski sibuk diselingi main bola dengan 'bang
> Hasan' (begitu dulu kami sering menyapa kepada Pak
> Hasan Ramli) di lapangan IKIP Medan. Menginjak
> semester 5 (Desember 1997)saya dimutasikan ke Jakarta
> tepatnya ke subdit APHLN (bukan PPHLN lho....beda
> sekali itu) Dit TUA. Karena faktor ekonomi saya baru
> bisa melanjutkan kuliah pada tahun 2001 pada STIE
> Kusuma Negara Cijantung. Ketika tiba waktu menyususn
> tugas akhir saya baru diberitahu Ketua Jurusan bahwa
> ada masalah dengan transkrip nilai saya. Transkrip
> nilai dari USU terdiri atas dua lembar, satu lembar
> konversi D3 yang diakui USU dan satu lembar lagi
> transkrip nilai dari mata pelajaran yang sudah saya
> tempuh di USU. Saya waktu itu disodori pilihan harus
> pilih salah satu. Sebuah pilihan yang sulit karena
> dengan memilih salah satu berarti saya harus
> mengorbankan 40-an sks. Yang berarti sejumlah itu juga
> harus saya ikuti lagi di STIE Kusuma Negara. Saya
> merasa tertipu. Perasaan emosi dan kekecewaan yang
> berlebihan membuat saya mengambil tindakan bodoh. Saya
> tinggalkan bangku kuliah begitu saja. Judulnya sih
> putus asa waktu itu. Saya sampai ambil
> keputusan....ah..sudahlah, gak S1 juga gak apa. Tahun
> bergulir hingga pada tahun 2004 roda mutasi membawa
> saya ke Kendari. Enam bulan saya lalui begitu saja,
> tidak ada keinginan untuk kuliah lagi. Beruntung saya
> waktu itu dikelilingi orang orang yang begitu peduli
> kepada nasib pendidikan saya. Mertua setiap dalam
> pembicaraan via telepon selalu menanyakan kel;anjutan
> kuliah saya, istri, atasan dan teman teman di KPPN
> Kendari juga sangat menyayangkan apabila saya hanya
> puas dengan D3 saja. Himbauan yang bertubi-tubi
> membuat saya menyerah. Hingga pada suatu sore salah
> satu rekan kantor bernama Hidayat (sekarang beliau
> Kasi Perbendaharaan Kolaka) menyeret saya untuk
> mendaftar pada STIE Enam Enam Kendari. Akhirnya
> resmilah saya menyandang predikat mahasiswa lagi untuk
> kali yang ke empat. Saya start dengan kondisi yang
> sama ketika saya mendaftar ke STIE Kusuma Negara yaitu
> berbekal transkrip nilai dari USU. Hanya saja saya
> tidak mau kasus STIE terulang kembali. Setelah yakin
> bahwa tidak ada kendala dengan transkrip nilai saya
> kuliah lagi untuk mengambil mata kuliah yang tersisa
> (padahal sebenarnya sudah saya selesaikan di STIE
> Kusuma Negara). Menginjak semester 5 bencana mutasi
> datang lagi. Saya diangkat korpel ke Raha. Sebagai
> bawahan yg baik saya hanya bisa pasrah. Tiga mata
> kuliah harus saya tinggalkan. Satu tahun kuliah saya
> terkatung katung. Beruntung ada kebijakan dari kampus
> sehingga saya dapat mengikuti ujian perbaikan nilai
> saja. Tanpa harus mengikuti kuliah untuk tiga mata
> kuliah yang tersisa. Dengan catatan saya harus
> mengerjakan tugas-tugas tambahan yang diberikan dosen
> ybs. Beruntung saya didukung sepenuhnya oleh kasubag
> umum dan Kepala Kantor. Walaupun masalah absensi tetap
> tidak ada kompromi, tapi saya diberi kelonggaran waktu
> untuk menyelesaikan tugas akhir saya terutama
> menjelang meja hijau. Saya dengan terpaksa
> meninggalkan kantor untuk mengikuti seminar proposal,
> seminar hasil dan meja hijau skripsi. Puji Tuhan
> sekarang semuanya sudah berakhir. Satu pijakan sudah
> mampu saya selesaikan dalam kurun waktu 10 tahun
> lebih, tepatnya 12 tahun (1995-2007).
>
> Mudah-mudahan temen temen dapat mengambil hikmah dari
> pengalaman saya. Satu pesan saya, jangan pernah
> menyerah, tetap pelihara semangat dan motivasi untuk
> pendidikan yang lebih tinggi. Bukan saja semata mata
> tuntutan karir tetapi juga sebagai contoh yang baik
> untuk anak-anak kita nanti.
>
> Dalam kesempatan ini saya juga mengucapkan terima
> kasih atas ucapan selamat yang ditujukan kepada saya,
> utamanya untuk:
> 1. Bp. Bagus 'Eyang' Konstituante, terimakasih atas
> semangat dan motivasinya, saya hutang mancing sama
> Bapak.
> 2. Bp. Hari Utama, saya belum kenal bapak secara
> pribadi namun sepertinya saya mempunyai pengganti
> bapak saya almarhum.
> 3. Bp.Bambang 'Subasita alias Bad Nose' Suroso, saya
> mengenal bapak sekilas waktu saya penempatan sementara
> di Dit PAR tahun 1993, saya anak buah pak Rusdianto
> waktu itu.
> 4. Bp. Hasan Ramli, kalo main bola masih bisa saya
> imbangi, tetapi kalo tenis bapak memang rajanya
> bersama bang Parmo(nangan), dan bang Beni.
> 5. Haryanto Sijabat, bang gimana kabar S2nya.. pasti
> selesai tahun ini khan?
> 6. Bp. Danti Purnama
>
>
> From Raha
> HaBeWe


Tidak ada komentar: